Friday, April 19, 2013

Pembangunan Properti di Indonesia

Melihat pada siklus usaha di tanah air dari tahun 1996 sampai tahun 2013, sektor properti diperkirakan masih sangat menjanjikan dan menguntungkan. Bisnis properti diklaim sangat cerah. Hal tersebut buka tanpa alasan, pembenarannya adalah faktor pertumbuhan ekonomi di negara kita relatif lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi dunia. Yang menarik pertumbuhan ekonomi tahun 2011 mencapai 6,5persen lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi dunia yang hanya mencapai 4,4persen.
Peluang bisnis properti menjadi terget memperolah keuntungan dikarenakan jika nilainya diukur ternyata tidak pernah turun. Jika dilihat dari segi inflasi, properti juga tidak akan terkena dampaknya. Jika dilihat dari sisi bunga bank, pengaruhnya juga ringan. Misalnya seperti pada tahun 2012 ini, pengaruh inflasi stabil tidak lebih dari enam persen, suku bunga SBI stabil, dan suku bunga untuk KPR turun. Jika kondisi ekonomi kita baik hingga tahun 2013, maka resiko usaha di bidang properti masih sangat kecil dibandingkan dengan investasi di sektor lain.
Siklus atau laju pertumbuhan bisnis properti dimulai pada tahun 2010 silam, dimana tahun tersebut menjadi fase awal bagi pertumbuhan bisnis properti untuk mengawali puncak kesuksesannya. Tahun 2010 hingga tahun 2013 menjadi waktu yang paling tepat bagi para pengembang untuk membesarkan bisnisnya, karena konsumen mulai menaruh kepercayaan mereka di bisnis properti dan mulai membeli serta berinvestasi di sektor tersebut. Sedangkan pada tahun 2014 hingga 2015 yang akan datang, diperkirakan menjadi fase booming properti, dimana harga produk properti akan mengalami stagnasi dan menjadi moment booming kedua setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 1998 lalu.

Dan dibalik semua data tersebut, ditemukan sebuah fakta bahwa saat ini pemerintah hanya mampu memenuhi kebutuhan rumah sederhana sehat sebanyak 50.000 unit/ tahun dengan kisaran harga Rp 80 juta ke bawah untuk seriap unitnya. Selebihnya ditangani oleh peran swasta yang sekarang ini baru bisa menyediakan tempat hunian sekitar 30.000 unit per tahun dengan harga yang cukup beragam. Jadi, bisa dipastikan bila peluang pasar bisnis properti masih sangat terbuka lebar, sehingga para pemula memiliki celah yang cukup besar untuk ikut terjun meraup untung puluhan juta rupiah dari perkembangan bisnis properti.
Beberapa faktor lain yang menjadikan investasi properti di Indonesia masih kokoh ditahun 2013 adalah kepercayaan sebagian besar orang berduit di Indonesia lebih percaya berinvestasi pada properti daripada uang bentuk rupiah. Dan yang lebih menggiurkan bagi sebagian orang, harga properti di negara ini masih murah untuk kawasan Asia, namun dengan tingkat pengembalian yang cukup tinggi. Jangan sampai ketinggal peluang usaha 2013 yang masih jadi trend ini ya?

Semoga sedikit informasi bisnis di bidang properti ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan memberikan inspirasi baru bagi para pemula untuk segera memulai usaha. Manfaatkan moment ini sebaik-baiknya dan ciptakan untung besar dengan menekuni peluang bisnis properti. 
Salam sukses.

No comments:

Post a Comment